5 Jenis Bahan Pakaian Ramah Lingkungan
Posted on 08 July 2019
Jika berbicara tentang limbah plastik, rasanya nggak ada habisnya. We already know the basic; bagaimana caranya mengurangi limbah plastik sekali pakai. Contohnya, menggunakan sedotan reusable, membawa botol minum sendiri, hingga menggunakan tas belanja sendiri. Tapi, jika berbicara tentang fashion, yang nyatanya limbah yang dihasilkan sama parahnya, beberapa hal-hal di atas tidak berlaku, nih. \n Mengurangi limbah pada fashion sepertinya tampak sulit, tapi sebenarnya enggak kok! Salah satu hal yang paling mudah kamu lakukan adalah dress sustainably. Hah, maksudnya gimana tuh? Nah, untuk membantu mengurangi limbah di bumi, bagi kamu para pecinta fashion, ada 3 hal yang mesti diperhatikan. Pertama, efek samping dari material mentah bahan pakaianmu, proses pembuatan pakaian, dan yang terakhir, apa yang akan terjadi setelah kamu tidak lagi memakainya. Pelan-pelan, we are going to start from step one! \n Salah satu hal paling penting untuk peduli terhadap lingkungan dengan fashion adalah selalu memperhatikan efek samping dari material mentah yang dipakai untuk bahan pakaianmu. Tidak semua bahan terbuat dari material yang aman dan baik untuk lingkungan, lho. Beberapa bahan yang perlu kamu hindari adalah polyester, nylon, katun, faux fur, dan banyak lagi. Polyester, salah satu bahan yang kamu pasti sudah familiar banget, ternyata terbuat dari plastik! Nothing screams plastics than Polyester. Proses pembuatannya pun mengakibatkan polusi dengan jumlah besar karena menggunakan bahan bakar fosil (a very limited resource). Jadi, harus pakai bahan/kain apa dong? Nah, simak yuk 5 bahan paling sustainable yang mulai sekarang wajib kamu pakai!
Linen
Bagi para penggemar fashion, bahan Linen tidak terdengar asing lagi. In fact, bahan linen sudah dipakai sejak 6000 tahun yang lalu, lho. Linen sendiri terbuat dari tumbuhan flax atau rami yang ditarik atau dipotong untuk mendapatkan serat-seratnya yang kemudian digunakan untuk membuat bahan Linen. Linen sendiri adalah bahan paling kuat di antara bahan yang lain, 2-3 kali lebih kuat dari katun. Bahannya yang adem membuat linen cocok dipakai di udara dingin atau panas. Pembuatannya yang natural dan tidak memerlukan bahan kimia membuat linen jadi pilihan tepat untuk memulai sustainable living!
Hemp
Hampir mirip dengan linen, hemp terbuat dari tumbuhan Cannabis. Sama halnya dengan linen, hemp dalam proses “panen”nya tidak membutuhkan pestisida atau bahan kimia lainnya. 100% organic karena tanaman ini sendiri tidak mudah terserang hama. Hemp sebagai bahan pakaian pun 100% biodegradable, sangat adem, dan memiliki daya serap tinggi. Yang terpenting adalah nothing goes to waste! Selain pakaian, hemp bisa digunakan untuk membuat bahan makanan sehat, kosmetik, dan lain-lain.
Organic Cotton
Loh, katanya katun berbahaya, kok masuk ke daftar? Hehe, tenang dulu! Katun yang ini beda! Katun organik berbeda dengan katun biasa karena proses pembuatannya yang tidak merusak lingkungan. Katun organik dirawat tanpa bahan kimia sedikitpun. Di Amerika, pemerintah bahkan sudah menetapkan regulasi untuk para penghasil organik katun, apakah katunnya itu benar-benar organik atau tidak. Katun organik bisa menjadi alternatif untuk kamu yang sering menggunakan bahan katun. Start your sustainable fashion with shifting your usual to a more organic one!
Tencel atau Lyocell
Tencel sebenarnya adalah nama brand terkenal yang pertama kali memproduksi lyocell untuk menjadikannya bahan pakaian. Tencel adalah pilihan sustainable alternatif untuk bahan seperti viscose. Lycell atau tencel sendiri dibuat dari serat-serat (pulp) kayu yang dilarutkan dengan cairan non-toxic. Hebatnya, tencel ini bisa menyerap 50% lebih banyak dari katun dan akan tetap kering, lho. Tencel dalam dunia fashion sedang menanjak naik dan menjadi pilihan yang tepat untuk membantu mengurangi limbah pakaian!
Wool
Yep, wool! Wool merupakan salah satu sumber daya yang bisa selalu diperbaharui karena berasal dari bulu domba. Wool 100% biodegradable dan baik untuk lingkungan dibandingkan dengan bahan sintetis yang mengakibatkan banyak polusi. Wool sendiri 50% lebih tahan lama dibandingkan dengan bahan katun dan tidak harus sering-sering di cuci.
Gimana? Apakah kamu tertarik untuk memulai menggunakan bahan organik seperti 5 di atas? Bahan-bahan tersebut sudah mulai mudah didapatkan, jadi nggak ada alasan untuk tidak menjaga lingkungan! Support sustainable fashion movement with Tinkerlust! Yuk, #JadiLebihBaik!